Contoh Naskah Teater Modern Tentang Persahabatan untuk 6 Orang Sekaligus Unsur Intrinsiknya

“ANAK KAMPUNG”


A.  NASKAH DRAMA

      Senin pagi hari ini adalah awal dimulai nya semester baru bagi para siswa yang sedang dalam jenjang pendidikan. Seperti halnya sekolah lain, para siswa SMA PRADIPA mulai kembali memenuhi kawasan sekolah. Setelah menghabiskan libur panjang, kini mereka kembali lagi untuk memulai pelajaran mereka di semester  genap ini.
      Kini di dalam kelas XI IPA 1 SMA PRADIPA mulai ramai dan terdengar banyak siswa yang menceritakan pengalaman liburan mereka masing-masing. Sama halnya yang dilakukan kedua sahabat baik itu, Ahmad dan Jani. Namun keasikkan cerita mereka pun terusik saat musuh bebuyutan mereka memasuki ruang kelas dan mulai mencari gara-gara.


Tika                 : “ OMG!! Kok aura di kelas ini buruk banget yah.”
Valen               : “ yaiyalah Tik, loe gak lihat tuh ada anak-anak kampungan.”
Tika                 : “hahaha, loe benar juga Len.’’
Okta                : “eh kalau kalian ngomong tolong dijaga yah. Kayak gak punya tata krama aja”
Jani                  : “udah Ta, orang kayak gitu mah gak usah kita ladeni. Biarin aja, ntar juga mereka capek sendiri”
Valen               : “udah yok Tik, jangan dekat-dekat mereka terus ntar kita ketularan kampungan juga”
Tika                 : “yoai”
(Valen dan Tika pun pergi meninggalkan Okta dan Jani menuju ketempat duduk mereka.)

     Tak selang beberapa waktu kemudian masuklah dua orang pria kedalam kelas XI IPA 1 yang seketika membuat kelas yang tadinya ribut menjadi tenang seketika. Seorang pria baya itu memang tidak asing bagi mereka, dia adalah wali kelas mereka sekaligus guru bahasa Indonesia mereka, Bapak Winsky. Namun pria yang seumuran mereka itulah yang membuat mereka bertanya-tanya. Anak baru?

Winsky             : “selamat pagi semua...( semua siswa menjawab “selamat pagi pakkk”). Wah-wah , semangat habis liburan nya ternyata luar biasa juga yah.”
Jani                  : “harus dong pak. Semester baru, berarti semangat baru”
Tika                 : “uuuu, caper!”
Winsky             : “benar sekali jani, memang harus begitu dong. Tapi bukan hanya semangat baru aja, kalian juga sekarang mendapatkan teman baru. Hammad , kemari dan perkenalkan dirimu kepada teman-teman baru mu”
Hammad         : “namo ambo hammad,ambo dari padang semoga awak bekawan elok yo”
Valen               : “hahahaha, dasar orang kampung. Bahasa loe kolot banget tau gak”
Okta                : “valen tolong hargai hammad didepan bisa gak?!”
Valen               : “ops, maap. Ternyata disinikan juga ada anak kampung juga”
Winsky             : “tenang anak-anak. Jangan berantam. Hammad ini memang pindahan dari daerah aslii minang, jadi wajar saja jika dia berbicara masih menggunakan bahasa kesehariaannya. Dan hammad tolong dibiasakan menggunakan bahasa indonesia dengan baik yah nak?”
Hammad         : “iyo,,ehh iya pakk”
Winsky             : “ok hammad kamu bisa duduk dibelakang jani dan okta. Baiklah, diawal pertemuan kita ini bapak ingin tahu kalian menghabiskan liburan kalian kemana dan apa saja yang kalian lakukan. Dimulai dari Tika.”
Tika                 : “ gue sama valen menghabiskan liburan kami bareng-bareng, bukan sombong yah, kemarin kami baru pulang dari kanada dan menghabiskan liburan kami disana”
Winsky             : “wah jauh juga yah, jadi apa yang kalian dapat dari liburan kalian ke Kanada?”
Tika                 : “kami shoping pak. So, kami dapat sepatu, tas, bahkan perhiasan baru dan limited edition yang gak akan pernah bisa di dapatkan oleh orang kampung kayak mereka.”
Jani                  : “sombong sekali.”
Winsky             : “heeeh...(menghela nafas). Baiklah sekarang giliran okta.”
Okta                : “kalau saya pergi kekampung omak saya pak di Parapat yang dekat danau Toba itu loh pak.”
Winsky             : “jadi apa yang kamu dapatkan dari kampung omak mu itu Okta?”
Okta                : “banyak pak. Salah satunya ini yah pak, aku belajar masak lapet sama opung ku, bahkan aku diajari masak jagal pak”
Winsky             : “jagal? Apa itu jagal”
Okta                : “ ahk bapak ini pun ntah macam mana pun, masaknya gak tau apa itu jagal. Jagal itu makanan favorit orang batak loh pak, daging babi”

       Semua orang didalam kelas tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Okta, tapi tidak beberapa lama kemudian lonceng berbunyi menandakan istirahat telah tiba. Pak winsky dan seluruh penghuni kelas XI 1 pun beranjak meninggalkan kelas dan pergi menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang keroncongan.
       Didalam kantin, okta dan jani tidak lagi duduk berdua karena kini hammad telah ikut bergabung bersama kedua sahabat itu. Mereka mulai semakin akrab dan dekat satu sama lain.

Jani                  : “ jadi kamu memang asli orang minang ya ham?”
Hammad         : “iyo, awak kayak orang kampungan kali yah?”
Jani                  : “ ahk gak juga kok ham, tenang aja. Kita gak bakalan buli kamu kok, karena kami juga dari kampung”
Okta               : “hmm, aku itu asli orang batak dan jani asli orang karo. Jadi bawak tenang aja ham”
Hammad         : “wah, iyo nyo? Awak pikir kalian orang kota dan anak-anak kekinian, tapi ternyata kalian juga sama kayak awak”
Jani                  :“tentu saja. Kami itu cinta suku asli kami, kami tidak akan pernah malu untuk mengakuinya seperti mereka itu” (menunjuk kearah meja dimana tika dan valen berada)
Hammad         : “loh, bukannya mereka itu orang kota yah?”
Okta                : “harus kamu tahu yah ham, mereka berdua tuh sebenarnya asli minang juga kayak kamu. Bahkan awal masuk sekolah cara bicara mereka masih ada fasih minangnya”
Hammad         : “oh yah, awak senang sekali ada orang sesuku awak disini. Tapi kenapa sifat mereka seperti itu, seolah-olah mereka sangat membenci dengan orang kampung.”
Jani                  : “kami tidak tahu pastinya ham. Tapi yang kami dengar-dengar dulunya mereka itu pernah dibuli sama senior kami dan dipanggil anak kampung. Sekarang setelah senior kami lulus, mereka tiba-tiba berubah menjadi anak sok kota dan kekinian dan bahkan sering membuli para anak kampung disekolah ini termasuk kami.”
Hammad         : “hmm, begitu yah. Onde mande ambo lupa kalau ambo membawa kue dari bundo ambo ditas, ambo akan mengambilnya sebentar ke kelas”
Okta                : “ambilah ham, dan cepat kembali karena sebentar lagi jam istirahat kita akan habis”
Hammad         : “ ok, tunggu sebentar yah”

       Hammad kembali kedalam kantin dengan membawa kotak bekal berisi kue dari ibunya dan membagikannya kepada kedua teman barunya, okta dan jani. Setelah memakan habis kue dari hammad, selang beberapa detik kemudian bel pertanda masuk pun terdengar. Kini penghuni kantin mulai kosong karena para siswa mulai masuk kedalam kelas mereka masing-masing untuk memulai kembali pelajaran mereka. Begitu juga dengan hammad, okta dan jani.
      Suasana kelas yang mulai hening saat pak Winsky menulis materi pelajaran didepan papan tulis tiba-tiba terdengar ricuh akibat jeritan suara tika secara tiba-tiba.

Tika                 : “whattt!!!! Bagaimana ini bisa terjadi?” (semua orang terkejut dan melihat kearah Tika yang panik)
Winsky             : “ada apa tika kenapa kamu tiba-tiba berteriak begitu?”
Tika                 : “dompet saya hilang pak.”
Winsky             : “apa kamu sudah mencari dengan teliti? Atau kamu lupa membawanya dari rumah”
Tika                 : “sudah pak. Dan saya ingat betul kalau tadi saya membawa dompet saya kesekolah”
Winsky             : “Apa aja yang penting dan berapa jumlah uang yang didalam dompet kamu yang hilang itu?”
Tika                 : “banyak yang penting pak, seperti kartu kredit, ktp dan lainnya pak. Dan kalau jumlah uang seingat saya masih ada 5 juta di dompet saya”
Winsky             : “ok, tenang-tenang dulu. Kita akan mencarinya bersama-sama.”
Valen               : “ gak usah bingung kali pak. Kita semua juga udah tau siapa pelakunya. Siapa lagi coba kalau gak si anak kampung”
Tika                 : “oh iya, loe pasti yang nyuri dompet gue kan anak baru. Tadi gue lihat loe pergi dari kantin dan masuk kedalam kelas saat semua orang pada istirahat!!!”
Hammad         : “ndak ambo yang mengambil dompet kau Tika.”
Valen               : “alahh, udah lah ngaku aja anak kampung. Selama ini belum pernah ada kejadian seperti ini. Terbuktikan  kalau anak kampung kayak loe itu memang pencuri”
Okta                : “valen kamu gak boleh asal nuduh kayak begitu sama hammad. Apa kamu lihat sendiri kalau dia yang mencuri dompet tika?”
Jani                  : “betul tuh. Sebelum ada bukti yang real, kalian gak boleh asal memfitnah hammad. Hammad tadi memang pergi kekelas saat jam istirahat, tapi itu karena dia mau mengambil bekal kue yang ada didalam tasnya”
Tika                 : “ alaah, mana ada maling mau ngaku. Atau jangan-jangan kalian bertiga sekongkol yang mencuri dompet gue. Dasar anak kampung gak tau diri!”
Winsky             : “sudah tenang-tenang semuanya. Jangan saling menuduh satu sama lain. Sekarang mari kita bersama-sama mencari nya. Pertama-tama, keluarkan semua barang-barang yang ada didalam tas maupun saku baju kalian diatas meja, setelah itu kalian semua maju kedepan biar bapak yang mencarinya sendiri.”

     Pak winsky pun memeriksa semua barang-barang siswa XI IPA 1 dengan teliti. Namun tidak ditemukan sama sekali dompet merah milik Tika yang hilang, dan siswa yang tadinya berdiri didepan kelas pun kembali ketempat duduk mereka masing-masing. Untuk beberapa menit suasana kelas menjadi hening tak ada satupun yang berbicara atau pun berdebat. Pak winsky pun mencoba berfikir keras untuk mencari jalan keluar masalah ini.


Winsky             : “Tika tadi kamu bilang kalau kamu benar-benar membawa dompet kamu dari rumah kan?”
Tika                 : “iya pak”
Winsky             : “hmm,, apa kamu membawa mobil kamu berangkat kesekolah?”
Tika                 : “hmm,,iya pak. Emangnya kenapa pak?”
Winsky             : “baiklah sekarang kamu ikut bapak, kita pergi ke tempat parkir mobil kamu. Kita akan mencoba mencari dompet kamu yang hilang di sana, siapa tahukan kamu lupa membawa nya saat kekelas tadi.”

       Pak Winsky dan Tika pun keluar menuju tempat parkiran mobil Tika berada, dan tak lama kemudian mereka kembali kedalam kelas dengan pak Winsky berwajah lega namun berbeda dengan Tika yang bermimik malu dan takut.

Okta                : “bagaimana pak apakah dompet tika telah ditemukan?”
Winsky             : “syukur alhamdulilah. Ternyata dompet tika memang tertinggal didalam mobilnya”
Jani                  : “alhamdullilah. Jadi, sekarang terbuktikan kalau Hammad itu bukan pencurinya. Jadi kalian udah salah memfitnah Hammad yang sama sekali tidak bersalah”
Valen               : “yaelah, biasa aja dong ngomongnya.”
Okta                : “ kalian harus meminta maaf kepada Hammad atas tuduhan kalian tadi”
Hammad         : “ndak apo, tak masalah bagi ambo. Yang terpenting dompet nyo si tika bisa ditemukan”
Tika                 : “haa.. orang nya aja gak masalah. So, sekarang masalahnya beres kan?”
Winsky             : “tidak tika. Apa yang dikatakan oleh okta dan jani benar, bahwa kamu dan valen harus meminta maaf kepada hammad karena kalian tadi sudah menuduhnya”
Valen               : “tapi pak, masak kami harus minta maaf sama anak kampung. Gak level dong”
Jani                  : “valen, tika kenapa sih kalian itu sangat membenci kami yang berasal dari kampung. Emangnya apa masalahnya kami sama kalian sampai-sampai kalian terus membuli kami seperti ini”
Tika               : “asal kalian tahu kami itu gak suka sama kalian yang berasal dari kampung yang jorok dan kolot itu”
Okta           : “kalian gak boleh berpikir seperti itu. Bagaimana pun keadaan asal kampung kita, sekalipun itu jorok dan kolot tapi kita harus sadar bahwa disana lah kita dibesarkan dan kita harus mencinta budaya kita sendiri apapun itu”

     Setelah mendengar perkataan dari Okta, Tika dan Valen merasa seolah-olah tertampar keras atas pernyataan tersebut. Tika dan Valen merenungkannya, ternyata benar bahwa mereka selama ini telah salah dan lari kejalan yang salah hanya karena trauma pembulian dari senior mereka kepada diri mereka dulu. Mereka pikir jika mereka mengubah diri mereka, dan melakukan hal yang sama seperti senior mereka kepada anak-anak yang berasal dari kampung, Valen dan Tika akan merasa puas dan tidak akan dibuli lagi. Namun ternyata salah, karena selama ini pun mereka menjalani kehidupan mereka seperti tidak diri mereka sendiri. Penuh kepura-puraan. Dan sekarang saatnya lah untuk merubahnya kejalan yang lebih baik dan menjadi diri mereka sendiri.

Winsky             : “baiklah sekarang kita selesaikan semua permasalahan yang terjadi. Tika dan Valen apakah ada hal yang ingin kalian sampaikan”
Valen               : “yah pak. Benar apa yang dikatakan oleh Okta dan sekarang saya sadar bahwa ternyata selama ini saya dan Tika telah salah, dan hidup dengan kepura-puraan menjadi diri orang lain dan melupakan asli diri kami bahwa kami juga berasal dari kampung”
Tika                 : “yah itu benar. Kami benar-benar minta maaf kepada kalian semua atas perlakuan buruk kami kepada kalian. Terlebih kepada kamu Hammad, kami telah menuduh kamu telah mencuri dompet saya”
Hammad         : “ndak apo Tika, ambo telah memaafkan kalian.”
Okta                : “kami juga telah memaafkan kalian kok Tika, Valen. Lagian kalau kami yang berada diposisi kalian saat dibuli dulu, kami mungkin juga telah melakukan hal yang sama seperti kalian”
Jani                  : “yah itu benar. Dan mungkin sekarang kita bisa mengawali semuanya dengan hubungan yang lebih baik. Pertemanan mungkin.
Valen               : “makasih kalian sudah mau memaafkan kesalahan kami dan sekarang malah mau menerima pertemanan bersama orang seperti kami”
Tika                 : “iya, kalian memang sangat baik hati. Jadi sekarang kita teman kan?”
Jani                  : “tentu saja.”
Hammad         : “onde mande, senang nya ambo dapat kawan-kawan baru lagi. Sekampung ambo dan anca-anca lagi”

       Kini semua permasalahan telah selesai. Mereka berempat memulai kembali hari-hari mereka dengan sebuah hubungan baru. Yah sebuah Pertemanan. Mereka sangat akrab dan dekat. Bahkan banyak siswa lain yang heran melihat pertemanan mereka. Mengapa tidak, mereka yang berbeda suku dapat berteman dengan tanpa membeda-bedakan adat ataupun segala hal dalam pribadi mereka masing-masing.


“TAMAT"



        B.   UNSUR INTRINSIK DRAMA

1)      Tema
à Pertemanan Tanpa Perbedaan

2)      Plot atau Alur
à Menggunakan alur maju, yaitu dimulai dari :
·         Paparan (eksposisi)
à memaparkan suasana SMA PRADIPA khususnya kelas XI IPA 1, dan sekligus memperlihatkan hubungan yang tidak baik antara Okta, Jani dengan Tika dan Valen yang sering membuli. 

·         Puncak (klimaks)
à hilangnya dompet merah milik Tika, dan menuduh Hammad sebagai siswa baru sebagai pencurinya.

·         Leraian (antiklimaks)
àtelah ditemukannya dompet Tika yang ternyata tertinggal didalam mobilnya
àTika dan Valen yang mulai sadar akan kesalahan mereka setelah mendengar nasehat dari Okta.

·         Penyelesaian (resolusi)
à semua permasalahan telah diselesaikan dengan baik, dan bahkan sekarang mereka berteman baik.

3)      Latar
·         Tempat      Ã  ruang kelas, dan kantin sekolah
·         Waktu        Ã  pagi hari (saat jam sekolah)
·         Suasana     Ã ramai, hening, tegang, dan bahagia.

4)      Penokohan atau perwatakan
v  Tokoh sentral (antagonis)
·         Tika dan Valen
v  Tokoh utama (protagonis)
·         Hammad, Okta dan Jani
v  Tokoh pembantu (tritagonis)
·         Bapak Winsky

5)      amanat
·         jangan menuduh seseorang yang belum tentu salah dengan tanpa ada bukti yang jelas.
·         Berteman lah tanpa memandang suku, agama, ras, atau apapun itu.


·         Dan jangan pernah lupakan dari mana asal kita berada, tempat kita dilahirkan dan dibesarkan. Jangan pernah malu untuk mengakui nya dan hiduplah dengan menjadi diri sendiri bukan dengan kepura-puraan saja.

Post a Comment

0 Comments